Pagi ini aku bangun lebih cepat dari sebelumnya, bukan karena alarm Katty Perry yang memekakkan telinga, tapi suara mama ku yang menggedor pintu kamar diseberang sana.
“ya, ya, ya,,” (sahut ku sambil kuambil bantal guling dan memeluknya erat kembali)
Dengan gaya jalan sempoyongan seperti orang mabuk, ku dekati tempat berwudhu yang berada di sudut ruangan itu. Kubasuh muka dengan air wudhu, dingin rasanya,- dan dilanjutkan dengan melaksanakan solat subuh. Tenang rasanya setelah melaksanakan solat ini, aku jadi teringat pesan seorang guru MDA dulu. Nama nya Pak Yusri, dia bilang “Anak-anak ku, jangan lah kalian tidur setelah selesai solat subuh. Berkeliar lah, berjuanglah! karena sesungguhnya Allah membuka pintu rezeki bersama orang yang Soleh”.
Ku lihat mama sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Mama yang juga seorang guru SD di daerah tempat ku tinggal sering kali tidak sempat membuat sambal buat kami dikarenakan kesibukan nya mengajar. Ya, kadang aku membeli lontong Kak Ijah yang ada di sebelah rumah kalau ada duit. Kalau lagi tak berduit, aku terpaksa mengeluarkan bakat terpendam ku sebagai koki Nasi goreng special Korban kelaparan JJJ .
Jam dinding bermerek TOP itu belum juga menunjukkan pukul enam, ku ambil remot TV yang tergeletak di atas meja bundar ruang keluarga ini. Masih dengan tema yang sama “Reaksi atom FukuShima”, ya itu yang menjadi berita utama dari beberapa program berita di stasiun televisi yang ku lihat. Sungguh miris rasanya setelah melihat video yang ditampilkan , setelah gempa yang mengguncang Jepang dilanjutkan dengan Sunami besar yang menghancurkan bangunan-bangunan di Kota Miyagi dan lainnya. Kemudian di tambah lagi dengan meledaknya Reaktor Nuklir PLTN Fukushima akibat goncangan yang ditimbulkan oleh gempa. Oh Tuhan,, walaupun mereka pernah menjajah negara kami, tapi saya hanya bisa berdoa tabahkan dan kuat kah lah hati mereka untuk melalui semua ini. Karena ku tahu dibalik semua cobaan pasti ada hikmah nya.
Sebagai rasa solidaritas ku , sebuah burung dari kerjainan kertas orizami kubuat dan ku letak kan diatas meja belajar. Walaupun bentuk nya hampir menyerupai itik, tapi aku tetap menyebutnya Burung Elang dari Hirosima. Burung yang setiap kali aku melihatnya, semakin bertambah semangat ku karena aku melihatnya sebagai semangat orang Jepang yang terkena musibah untuk bangkit. Kalau mereka saja bisa bangkit dalam keterpurukan, berarti aku juga harus bisa keluar dari rasa malas dalam mengerjakan Proyek Akhir Kuliah ini. Kalu tidak,, aku tak akan wisuda tahun ini, -___- ..